Rabu, 01 Juli 2009

100% Cinta Buatan Indonesia


Menanamkan sifat cinta tanah air dalam diri kita sebagai warga negara Indonesia adalah suatu keharusan yang dapat kita tunjukan dalam berbagai macam hal. Menanamkan rasa cinta tanah air di dalam diri kita dapat memperkaya diri dan pengetahuan kita. Sehingga kita dapat membawa dan mengharumkan nama Indonesia di mancanegara nantinya. Hal ini dapat diwujudkan salah satunya adalah dengan cara mencintai, mendukung dan menggunakan produk-produk buatan negeri sendiri, Indonesia.

Dalam faktanya, produk-produk buatan Indonesia mempunyai kualitas yang sangat bagus dan tidak kalah bersaing dengan produk dari luar. Bahkan, di luar negeri pun, produk Indonesia sangat digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat asing.

Sekarang adalah waktunya bagaimana kita, sebagai masyarakat Indonesia sendiri dalam menanamkan rasa cinta terhadap produk buatan Indonesia dan mengapresiasikannya dengan membeli dan memakai produk buatan Indonesia. Sehingga produk buatan Indonesia dapat eksis di negeri sendiri.

Selain itu care dan aware-nya kita sebagai masyarakat Indonesia dengan menggunakan produk buatan negeri sendiri dapat meningkatkan kondisi ekonomi negara.

AYO! BERAMAI-RAMAI KITA DUKUNG PRODUK BUATAN INDONESIA AGAR SELALU EKSIS DI NEGERI SENDIRI MAUPUN DI MANCANEGARA!!

Jumat, 22 Mei 2009

Public Relations, dimanakah posisi seorang PR yang sebenarnya?

Perusahaan di Indonesia sampai sekarang ini belum banyak yang mengerti benar apa sebenarnya arti dan fungsi Public Relations untuk perusahaan mereka. Banyak orang-orang yang menafsirkan Public Relations itu sama dengan Marketing. Padahal jika dilihat dari bidang studinya saja sudah jelas berbeda. Public Relations membawa citra perusahaan, sedangkan Marketing menjual apa yang dipunya oleh perusahaan tersebut kepada publik. Tetapi ini jelas-jelas sangat berbeda. Dan na’asnya lagi, masih banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menyebut orang PR nya itu adalah orang marketing juga. Kalau di tela’ah lebih dalam, bagaimana bisa seorang marketing merangkap juga menjadi seorang Public Relations.
Di sebuah perusahaan swasta sewaktu dicari PR nya yang keluar adalah orang dari bagian marketing, bukan dari public relations sendiri. Masyarakat Indonesia pun masih tidak mengetahui benar apa itu public relations atau humas dan apa pekerjaan yang sebenarnya. Sebenarnya dimana posisi seorang public relations sekarang ini belum bisa dikatakan jelas, bahkan walaupun sudah ada organisasi public relations seperti perhumas, tetapi masih saja terasa rancu adanya posisi public relations dalam suatu organisasi. Setiap ditanya dimana ruang PR atau humasnya di dalam suatu perusahaan, umumnya yang ditunjukkan adalah ruangan marketing. Hal ini yang membuat posisi orang-orang public relations atau humas ini apakah diperlukan dalam suatu organisasi atau perusahaan atau tidak. Dalam kenyataannya, peran orang-orang public relations atau humas ini adalah sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Dengan adanya PR atau humas, dapat menciptakan image yang baik dalam perusahaan. Sehingga perusahaan dapat dipandang bonafit dan profesional oleh publik. Penciptaan image baik ini adalah suatu hal yang signifikan yang dapat membedakan antara public relations atau humas dengan marketing. Marketing tidak dapat menciptakan image baik perusahaan, mereka hanya bisa menjual produk dan menaikkan jumlah penjualan di pasar. Dari sini dapat dilihat bahwa sebenarnya, yang diperlukan pertama kali dalam suatu perusahaan atau organisasi adalah peran PR yang dapat memperkenalkan perusahaan serta menciptakan image yang baik dalam perusahaan. Setelah itu, baru marketing berperan dalam menjual perusahaan ke publik. Sebagai contoh perusahaan yang menjual suatu produk. Perusahaan tersebut sebelum menjual produk itu kepada publik, pasti akan memperkenalkan perusahaannya dahulu dan juga memperkenalkan produknya dan kelebihan dari produk tersebut. Dalam hal ini, perusahaan tersebut memerlukan orang-orang PR atau humas untuk memperkenalkan perusahaan dan produk tersebut kepada publik dan membuat publik aware dengan adanya produk dan perusahaan kita. Apabila PR atau humas bekerja dengan baik dan mampu mendapatkan awareness dari publik, maka orang-orang marketing dapat dengan santai menunggu jualan dari produknya yang semakin lama semakin meningkat. Jadi, intinya adalah, seharusnya PR atau humas tidak bisa diposisikan sama dengan atau malah di bawah marketing. Karena semua pekerjaan dan kesuksesan perusahaan dan penjualan ditentukan oleh sukses atau tidaknya orang-orang PR mempromosikan produk dan membuat image baik terhadap perusahaan serta membuat publik aware akan adanya perusahaan dan produk tersebut. Saya sangat setuju seandainya posisi PR atau humas di sebuah perusahaan adalah di atas dari marketing dan dibedakan dari divisi marketing tersebut. Karena bagaimanapun marketing dan PR itu adalah dua hal yang sangat berbeda.

Rabu, 08 April 2009

PEMILU ANCUR!!!

Hari ini nyontreng!! Saatnya memilih wakil rakyat untuk masa depan Indonesia. Tapi, pemilu kali ini memang sangat ancur. Dari mulai partai politik, sampai hak DPT untuk masyarakat. Di pemilu kali ini, keluarga saya tidak ada seorang pun yang ada di daftar DPT. Padahal, pemilu yang lalu, orang tua dan om saya memilih. Tapi kali ini tidak ada seorang pun di keluarga saya yang nyontreng. Seakan kami semua adalah golput. Sebelumnya, kami pun telah merencanakan untuk memilih apa untuk pemilu kali ini.
Pemilu yang buat semua orang merasa ribet. Dari parpol yang begitu banyak, sudah membuat semua orang terheran-heran melihatnya. 34 partai membuat orang-orang bingung akan memilih yang mana. Padahal toh nantinya yang akan mereka pilih toh parpol-parpol yang memang sudah tenar dan besar namanya. Lalu buat apa partai-partai yang muncul sampai semua partai berjumlah 34?!. Belum lagi, karena banyak pilihan, kertas pemilu sangat sangat besaar!!! Akhirnya membuat semua orang repot untuk membukanya. Sebelum memilih saja sudah repot, apalagi menentukan pilihan dari begitu banyak nama yang tidak kita kenal. Jangankan masyarakat, wakil presiden yang juga merupakan ketua umum DPP Golkar Jusuf Kalla saja untuk membuka lipatan kertas suara sangat repot. Hefh memang ancur!!!.
Balik lagi ke DPT. Saya dan keluarga saya bingung akhirnya. Mengapa kita semua sampai tidak mendapat hak pilih?! Di warga kami, banyak sekali akhirnya yang kehilangan hak pilihnya. Kami semua adalah Warga Indonesia, kami pun memilih pada pemilu yang lalu. Tetapi pemilu kali ini mengapa kami sampai kehilangan hak pilih?! Kami merasa hak kami sebagai warga negara telah dikebiri oleh KPU. Bagaimana kerja KPU sekarang? Mengapa sampai banyak orang yang kehilangan hak pilihnya? Dimanfaatkankah oleh KPU?? Kami tinggal pun di komplek angkatan laut bukan di rumah-rumah tempel yang tidak jelas. Kami juga mebayar pajak. Kami semua jadi kecewa karena kerja KPU yang tidak benar! Oleh sebab itu saya bilang pemilu yang sekarang adalah pemilu yang ancur!! Apa karena KPU terlalu repot oleh partai politik yang begitu banyk??
KECEWA! Itulah yang kami sekeluarga dan warga-warga yang kehilangan hak pilih rasakan kepada KPU!!!

Selasa, 31 Maret 2009

Situ Gintung Menjadi Pertanda yang Selanjutnya

Jumat, 27 Maret 2009, pukul 04.15 WIB, tanggul Situ Gintung yang terletak di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten jebol mengakibatkan korban tewas dan luka-luka serta rusaknya rumah-rumah di utara Situ Gintung. Jebolnya tanggul Situ Gintung yang menelan puluhan korban jiwa dan ratusan rumah merupakan akibat dari berbagai faktor dari dalam dan dari luar yang ditandai oleh respons yang lemah. Situ Gintung merupakan obyek wisata danau alam yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1933.
Tetap menjadi pertanyaan di benak kita, mengapa tanggul itu bisa jebol mendatangkan air bah yang volumenya mencapai 2 juta meter kubik? Apakah jebolnya tanggul tersebut benar secara tiba-tiba tanpa adanya antisipasi sebelumnya?
Situ Gintung merupakan merupakan DAS kali Pesanggrahan. Karena perkembangan permukiman di Jabotabek, terjadi perubahan daerah tangkapan yang semula dapat menyerap air hujan menjadi aliran permukaan yang menjadi beban daya tampung sungai. Hal ini mempengaruhi debit aliran sungai yang awalnya kecil menjadi semakin besar hingga terjadi luapan yang membuat tanggul akhirnya jebol. Itulah perbuatan manusia. Sebenarnya sirine Situ Gintung sudah dibunyikan sejak jam 00.00 saat tanggul mulai retak dan air Situ mulai bocor. Tetapi, kebiasaan masyarakat, mereka tetap santai karena mereka pikir yang sebelum-sebelumnya keadaan seperti itu pun tidak terbukti. Kejadian Situ Gintung merupakan kejadian Tsunami kecil, dimana danau yang luasnya 21 hektar dan kedalaman 10 meter tumpah menjadi air bah yang menciptakan permukiman warga menjadi sungai.
Apa yang terjadi dengan Situ Gintung mengingatkan kita akan model pembangunan yang kurang memperhatikan daya dukung dari lingkungan. Kita juga diingatkan bahwa tugas pemeliharaan merupakan satu hal penting, tetapi justru sering dilupakan. Yang perlu menjadi perhatian adalah masih banyak situ-situ di Jabotabek yang kondisinya dalam keadaan kritis seperti Situ Gintung. Jakarta dibangun oleh Belanda dilindungi oleh dam-dam agar tanah di Jakarta dapat dijadikan permukiman untuk penduduk. Banyak sekali bendungan (dam) yang dibangun Belanda untuk menahan air agar tidak masuk ke tempat permukiman. Setiap kawasan di Jakarta dikelilingi oleh dam-dam tersebut. Dan tidak dapat dibayangkan jika dam-dam tersebut mulai tidak bisa menahan air dan akhirnya jebol satu persatu seperti yang terjadi di Situ Gintung. Dam yang ada di Jakarta antara lain adalah Danau Sunter di Jakarta Utara, Situ Babakan, dan situ-situ lainnya yang dibangun pada waktu yang hampir bersamaan dengan situ gintung yang akan jebol mungkin sebentar lagi karena tidak ada tindak lanjut yang jelas untuk membenahi semuanya. Mengerikan!!
Bayangkan saja jika sampai Jakarta tenggelam karena tanggul-tanggul jebol! Karena posisi Jakarta yang seperti mangkok yang dikelilingi oleh air yang dibatasi oleh tanggul yang sudah tua dan tidak dirawat. Tinggal menunggu kapan kita akan terkena giliran. (Na uzubillahiminzalik)! Semoga saja ada tanggapan dan sikap yang cepat dari Pemerintah agar tidak terjadi Situ Gintung ke2. Amin.

Minggu, 15 Maret 2009

Geseran dong!

Jumat, 13 Maret 2009

Hari ini gue ke kampus yang tepatnya nama kampus gue itu STIKOM The London School of Public Relations-Jakarta (sekalian promosi. Hehe). Sebenarnya hari Jumat itu waktu gue untuk libur kuliah, tapi gue harus masuk karena ada pertemuan Public Speaking Club yang gue ambil di kampus. Selain itu, karena hari senin kemarinnya libur, setelah meeting Public Speaking, gue harus absen di make up class English for Communication II.

Cerita yang lucu tapi bego banget, ada hari ini. Tepatnya waktu gue berangkat ke kampus. Gue berangkat ke kampus naik transjakarta, dari depan komplek rumah gue di daerah Kelapa Gading, transit di Harmoni, terus naik yang ke Blok M. Nah, yang lucu itu, waktu gue naik transjakarta yang ke arah kampus gue (Blok M). Antrian gak terlalu penuh, dan gue juga dapat antrian agak di depan. Setelah busnya datang, langsung gue masuk. Gue ambil yang ke arah belakang karena masih sepi walupun nantinya gue harus berdiri. Ternyata, setelah gue ke belakang, gue liat ada satu space tempat duduk yang kosong tapi lumayan sempit keliatannya. Terus, gue akhirnya bilang sama bapak-bapak yang duduk, “Pak, tolong geser bisa?”, bapak itu langsung bergeser, dan gue duduk. Tapi, setelah gue duduk, gue ngerasa gak nyaman banget. Why? Sumpah! Tu tempat duduk sempit banget! Padahal harusnya gue masih bisa duduk di situ! Dari sini bodohnya gue... Gara-gara gak muat, gue duduk seujung pantat. Dari Harmoni sampai Karet gue mikir. Sebenarnya gue salah gak sih duduk? Sebenarnya muat gak sih untuk gue duduk? Gue udah kaya orang bego, tengok sana sini. Gue mikir, mungkin bapak-bapak sama mbak-mbak tomboy di kanan kiri gue ni dalam hati ngomong kali yaa.”Iyh ni orang maksa banget sih! Orang udah gak muat masih aja di paksa duduk!!” Uwh malu banget deh gue! Kesannya kaya gue gede banget gitu! Padahal sih gue langsing! Haha. Gara-gara gue mikir kaya gitu, gue jadi serba salah. Dalam hati gue bilang, dari pada gue berdiri lagi, malu, nanti di sangka orang-orang gak muat lagi. Akhirnya gue terusin duduk sampai karet walaupun Cuma seujung pantat. Selama jalan, gue terus mikir, ni sebenarnya siapa yang salah sih? Gue apa mereka ya? Sampe-sampe sempetnya gue liat orang –orang yang duduk di baris depan gue. Gue itung ada berapa orang dari depan setelah pintu bus sampai tempat duduk gue. Terus gue cocokin tuh sama deretan gue. Dan jumlahnya sama termasuk ada gue juga. Tapi kok sempit yaa?? Karena gue masih penasaran, gue pasang-pasangin orang yang duduk di deretan depan gue, sama orang yang duduk di deretan gue. Tapi setelah gue liat di deretan depan gue, ternyata gak ada yang duduk pas di depan gue! Gue langsung mikir, “waah kayanya gue ni yang salah duduk! Bener-bener maksa nih gue! Tapi gue yakin tadi masih ada satu space kok buat duduk satu orang!”. Sampai akhirnya gue nyampe di halte Dukuh Atas, gue berdiri, siap-siap untuk turun dari bus. Setelah gue berdiri di depan pintu bus, gue ngeliat ke tempat di mana gue duduk tadi, ternyata udah ada yang nempatin, dan kayanya nasib tuh cewek sama kaya gue tadi. Tapi dia lebih maksa dari gue! Haha. Dari situ, gue liatin satu-satu orang di tempat duduknya (deretan tempat gue duduk tadi). Ternyata, setelah gue pasangin sama tempat duduk , emang bener, ada bapak-bapak yang duduknya boros banget!! Kakinya ngangkang lebar banget deh!! Dalam hati gw ngomong, “Uwh kurang ajar tuh bapak-bapak! Bikin gue malu aja! Bikin gue gak bisa duduk tenang!”. Tapi lega sih gue, karena ternyata bukan gue yang salah, seenggaknya gue gak ngerasa malu sama diri gue sendiri. Coba gue tau dari sebelumnya kalau tu bapak-bapak duduknya begitu, langsung gue bilang, “Pak, duduknya jangan boros-boros, pak, kasian yang lain duduknya empet-empetan! GESERAN DONG, PAK!!!!

Kamis, 12 Maret 2009

Blog baru ,, baru Blog!!

BLOG BARU, BARU BLOG!!
Hofff......!!!! Sekarang waktunya untuk mulai belajar lagi, kuliah lagi di semester 4!! Hari pertama kemarin, yaah lumayan menyenangkan walaupun ada yang buat sedikit sedih. Pertama masuk semester 4, disambut dengan dosen-dosen yang asik, suka sharing juga. Mantap laah!! Dua hari berjalan, sepertinya aku semakin mengerti jauh tentang apa sebenarnya yang akan dikerjakan seorang PR itu. Seorang PR sepertinya harus mempunyai blog sendiri. Aku tahu setelah beberapa dosen di kelasku banyak yang membicarakan betapa pentingnya blogger bagi kita. Mulanya aku kira blog itu tidak penting, tetapi setelah tahu, ternyata blog itu bermanfaat. Kita dapat menulis berbagai macam cerita dan kejadian yang kita alami. Pertama tahu blog itu berguna sekali, adalah dari dosen PR & Publicity yang sekarang mengajar di kelasku, Mr. Silih Agung Wasesa. Aku buat blogger bukan karena tuntutan untuk nilai tugas, tetapi lebih ke kesadaranku akan manfaatnya dari blogger ini. Melalui blog, kita dapat saling berbagi ilmu, pengalaman, cerita, iklan, narsist, dan lain-lain.
Meski harus berfikir juga sih apa yang akan ku tulis di dalam blog ini. Bagaimana agar blog ku ini menarik untuk di kunjungi dan diberikan komentar-komentar oleh orang-orang, bagaimana membuat judul yang eye catching, dan terkadang aku berfikir untuk menceritakan cerita teman-temanku yang ku anggap menarik. Tapi, karena aku baru membuat blog ini dan belum bisa banyak mengotak-atiknya, alon-alon asal kelakon akan menjadi pedomanku untuk membuat blog ini menarik bagi semua orang yang membacanya. Satu per satu akan kutulis dan aku posting di dalam blog ku. Amiin.