Selasa, 31 Maret 2009

Situ Gintung Menjadi Pertanda yang Selanjutnya

Jumat, 27 Maret 2009, pukul 04.15 WIB, tanggul Situ Gintung yang terletak di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten jebol mengakibatkan korban tewas dan luka-luka serta rusaknya rumah-rumah di utara Situ Gintung. Jebolnya tanggul Situ Gintung yang menelan puluhan korban jiwa dan ratusan rumah merupakan akibat dari berbagai faktor dari dalam dan dari luar yang ditandai oleh respons yang lemah. Situ Gintung merupakan obyek wisata danau alam yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1933.
Tetap menjadi pertanyaan di benak kita, mengapa tanggul itu bisa jebol mendatangkan air bah yang volumenya mencapai 2 juta meter kubik? Apakah jebolnya tanggul tersebut benar secara tiba-tiba tanpa adanya antisipasi sebelumnya?
Situ Gintung merupakan merupakan DAS kali Pesanggrahan. Karena perkembangan permukiman di Jabotabek, terjadi perubahan daerah tangkapan yang semula dapat menyerap air hujan menjadi aliran permukaan yang menjadi beban daya tampung sungai. Hal ini mempengaruhi debit aliran sungai yang awalnya kecil menjadi semakin besar hingga terjadi luapan yang membuat tanggul akhirnya jebol. Itulah perbuatan manusia. Sebenarnya sirine Situ Gintung sudah dibunyikan sejak jam 00.00 saat tanggul mulai retak dan air Situ mulai bocor. Tetapi, kebiasaan masyarakat, mereka tetap santai karena mereka pikir yang sebelum-sebelumnya keadaan seperti itu pun tidak terbukti. Kejadian Situ Gintung merupakan kejadian Tsunami kecil, dimana danau yang luasnya 21 hektar dan kedalaman 10 meter tumpah menjadi air bah yang menciptakan permukiman warga menjadi sungai.
Apa yang terjadi dengan Situ Gintung mengingatkan kita akan model pembangunan yang kurang memperhatikan daya dukung dari lingkungan. Kita juga diingatkan bahwa tugas pemeliharaan merupakan satu hal penting, tetapi justru sering dilupakan. Yang perlu menjadi perhatian adalah masih banyak situ-situ di Jabotabek yang kondisinya dalam keadaan kritis seperti Situ Gintung. Jakarta dibangun oleh Belanda dilindungi oleh dam-dam agar tanah di Jakarta dapat dijadikan permukiman untuk penduduk. Banyak sekali bendungan (dam) yang dibangun Belanda untuk menahan air agar tidak masuk ke tempat permukiman. Setiap kawasan di Jakarta dikelilingi oleh dam-dam tersebut. Dan tidak dapat dibayangkan jika dam-dam tersebut mulai tidak bisa menahan air dan akhirnya jebol satu persatu seperti yang terjadi di Situ Gintung. Dam yang ada di Jakarta antara lain adalah Danau Sunter di Jakarta Utara, Situ Babakan, dan situ-situ lainnya yang dibangun pada waktu yang hampir bersamaan dengan situ gintung yang akan jebol mungkin sebentar lagi karena tidak ada tindak lanjut yang jelas untuk membenahi semuanya. Mengerikan!!
Bayangkan saja jika sampai Jakarta tenggelam karena tanggul-tanggul jebol! Karena posisi Jakarta yang seperti mangkok yang dikelilingi oleh air yang dibatasi oleh tanggul yang sudah tua dan tidak dirawat. Tinggal menunggu kapan kita akan terkena giliran. (Na uzubillahiminzalik)! Semoga saja ada tanggapan dan sikap yang cepat dari Pemerintah agar tidak terjadi Situ Gintung ke2. Amin.

Minggu, 15 Maret 2009

Geseran dong!

Jumat, 13 Maret 2009

Hari ini gue ke kampus yang tepatnya nama kampus gue itu STIKOM The London School of Public Relations-Jakarta (sekalian promosi. Hehe). Sebenarnya hari Jumat itu waktu gue untuk libur kuliah, tapi gue harus masuk karena ada pertemuan Public Speaking Club yang gue ambil di kampus. Selain itu, karena hari senin kemarinnya libur, setelah meeting Public Speaking, gue harus absen di make up class English for Communication II.

Cerita yang lucu tapi bego banget, ada hari ini. Tepatnya waktu gue berangkat ke kampus. Gue berangkat ke kampus naik transjakarta, dari depan komplek rumah gue di daerah Kelapa Gading, transit di Harmoni, terus naik yang ke Blok M. Nah, yang lucu itu, waktu gue naik transjakarta yang ke arah kampus gue (Blok M). Antrian gak terlalu penuh, dan gue juga dapat antrian agak di depan. Setelah busnya datang, langsung gue masuk. Gue ambil yang ke arah belakang karena masih sepi walupun nantinya gue harus berdiri. Ternyata, setelah gue ke belakang, gue liat ada satu space tempat duduk yang kosong tapi lumayan sempit keliatannya. Terus, gue akhirnya bilang sama bapak-bapak yang duduk, “Pak, tolong geser bisa?”, bapak itu langsung bergeser, dan gue duduk. Tapi, setelah gue duduk, gue ngerasa gak nyaman banget. Why? Sumpah! Tu tempat duduk sempit banget! Padahal harusnya gue masih bisa duduk di situ! Dari sini bodohnya gue... Gara-gara gak muat, gue duduk seujung pantat. Dari Harmoni sampai Karet gue mikir. Sebenarnya gue salah gak sih duduk? Sebenarnya muat gak sih untuk gue duduk? Gue udah kaya orang bego, tengok sana sini. Gue mikir, mungkin bapak-bapak sama mbak-mbak tomboy di kanan kiri gue ni dalam hati ngomong kali yaa.”Iyh ni orang maksa banget sih! Orang udah gak muat masih aja di paksa duduk!!” Uwh malu banget deh gue! Kesannya kaya gue gede banget gitu! Padahal sih gue langsing! Haha. Gara-gara gue mikir kaya gitu, gue jadi serba salah. Dalam hati gue bilang, dari pada gue berdiri lagi, malu, nanti di sangka orang-orang gak muat lagi. Akhirnya gue terusin duduk sampai karet walaupun Cuma seujung pantat. Selama jalan, gue terus mikir, ni sebenarnya siapa yang salah sih? Gue apa mereka ya? Sampe-sampe sempetnya gue liat orang –orang yang duduk di baris depan gue. Gue itung ada berapa orang dari depan setelah pintu bus sampai tempat duduk gue. Terus gue cocokin tuh sama deretan gue. Dan jumlahnya sama termasuk ada gue juga. Tapi kok sempit yaa?? Karena gue masih penasaran, gue pasang-pasangin orang yang duduk di deretan depan gue, sama orang yang duduk di deretan gue. Tapi setelah gue liat di deretan depan gue, ternyata gak ada yang duduk pas di depan gue! Gue langsung mikir, “waah kayanya gue ni yang salah duduk! Bener-bener maksa nih gue! Tapi gue yakin tadi masih ada satu space kok buat duduk satu orang!”. Sampai akhirnya gue nyampe di halte Dukuh Atas, gue berdiri, siap-siap untuk turun dari bus. Setelah gue berdiri di depan pintu bus, gue ngeliat ke tempat di mana gue duduk tadi, ternyata udah ada yang nempatin, dan kayanya nasib tuh cewek sama kaya gue tadi. Tapi dia lebih maksa dari gue! Haha. Dari situ, gue liatin satu-satu orang di tempat duduknya (deretan tempat gue duduk tadi). Ternyata, setelah gue pasangin sama tempat duduk , emang bener, ada bapak-bapak yang duduknya boros banget!! Kakinya ngangkang lebar banget deh!! Dalam hati gw ngomong, “Uwh kurang ajar tuh bapak-bapak! Bikin gue malu aja! Bikin gue gak bisa duduk tenang!”. Tapi lega sih gue, karena ternyata bukan gue yang salah, seenggaknya gue gak ngerasa malu sama diri gue sendiri. Coba gue tau dari sebelumnya kalau tu bapak-bapak duduknya begitu, langsung gue bilang, “Pak, duduknya jangan boros-boros, pak, kasian yang lain duduknya empet-empetan! GESERAN DONG, PAK!!!!

Kamis, 12 Maret 2009

Blog baru ,, baru Blog!!

BLOG BARU, BARU BLOG!!
Hofff......!!!! Sekarang waktunya untuk mulai belajar lagi, kuliah lagi di semester 4!! Hari pertama kemarin, yaah lumayan menyenangkan walaupun ada yang buat sedikit sedih. Pertama masuk semester 4, disambut dengan dosen-dosen yang asik, suka sharing juga. Mantap laah!! Dua hari berjalan, sepertinya aku semakin mengerti jauh tentang apa sebenarnya yang akan dikerjakan seorang PR itu. Seorang PR sepertinya harus mempunyai blog sendiri. Aku tahu setelah beberapa dosen di kelasku banyak yang membicarakan betapa pentingnya blogger bagi kita. Mulanya aku kira blog itu tidak penting, tetapi setelah tahu, ternyata blog itu bermanfaat. Kita dapat menulis berbagai macam cerita dan kejadian yang kita alami. Pertama tahu blog itu berguna sekali, adalah dari dosen PR & Publicity yang sekarang mengajar di kelasku, Mr. Silih Agung Wasesa. Aku buat blogger bukan karena tuntutan untuk nilai tugas, tetapi lebih ke kesadaranku akan manfaatnya dari blogger ini. Melalui blog, kita dapat saling berbagi ilmu, pengalaman, cerita, iklan, narsist, dan lain-lain.
Meski harus berfikir juga sih apa yang akan ku tulis di dalam blog ini. Bagaimana agar blog ku ini menarik untuk di kunjungi dan diberikan komentar-komentar oleh orang-orang, bagaimana membuat judul yang eye catching, dan terkadang aku berfikir untuk menceritakan cerita teman-temanku yang ku anggap menarik. Tapi, karena aku baru membuat blog ini dan belum bisa banyak mengotak-atiknya, alon-alon asal kelakon akan menjadi pedomanku untuk membuat blog ini menarik bagi semua orang yang membacanya. Satu per satu akan kutulis dan aku posting di dalam blog ku. Amiin.